Sabtu, 10 November 2012

PANAS PELARUTAN


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISKA
PERCOBAAN 7
“PANAS PELARUTAN”




OLEH :
      NAMA                                      : NUR HASMY HARSONO
STAMBUK                              : F1C1 11 089
                        KELOMPOK                          : I (SATU)
                        ASISTEN PEMBIMBING     : EKA SULISTIAWATI




JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012









BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan energy yang menyertai suatu proses fisika dan kimia. Sedangkan termokimia adalah cabang kimia yang berhubungan dengan hubungan timbal balik panas dengan reaksi kimia  atau dengan perubahan keadaan fisika. Dengan cara ini termokimia berguna untuk memperkirakan perubahan energy yang terjadi dalam  proses reaksi  kimia, perubahan fase dan pembentukan larutan.
Hampir dalam setiap reaksi kimiaa terjadi penyerapan dan pelepasan energy. Suatu system tersebut dapat mengalami terjadinya perubahan eksoterm dan emdoterm. Perubahan eksoterm merupakan perubahan yang dapat mengalirkan kalor dari system ke lingkungan (system melepaskan kalor ke lingkungan sehingga temperature system meningkat). Sedangkan perubahan emdoterm adalah perubahan yang mampu mengalirkan kalor dari lingkungan ke system (system menerima kalor sehingga temperaturnya menurun).
Perubahan enta;pi pelarutan adalah kalor yang menyertai proses penambahan sejumlah tertentu zat terlarut terhadap zat pelarut pada suhu dan tekanan tetap. Terdapat dua macam entalpi pelarutan yaitu entalpi pelarutan integral dan entalpi pelarutan differensial. Entalpi pelarutan integral adalah perubahan entalpi jika satu mol zat terlarut dilarutkan ke dalam n mol pelarut.


B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara menetukan panas pelarutan?
2. Bagaimana cara menentukan panas reaksi secara tidak langsung menggunakan hukum hess?
C.    Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menentukan panas pelarutan.
2. Menggunakan hukum hess untuk menentukan panas reaksi secara tidak langsung.
D.    Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini yaitu :
1. Dapat menentukan panas pelarutan.
2. Dapat Menggunakan hukum hess untuk menentukan panas reaksi secara tidak langsung.







BAB II
LANDASAN TEORI
Kita dapat menggabungkan entalpi stndar reaksi-reaksi individual untuk memperoleh entalpi reaksi lain. Penerapan Hukum Pertama itu disebut Hukum Hess. Entalpi reaksi secara keseluruhan adalah jumlah entalpi reaksi dari reaksi-reaksi individualyang merupakan bagian dari suatu reaksi”. Tahap-tahap individual tidak perlu direalisasikan dalam praktik-bisa saja hanya reaksi-reaksi hipotesis,             satu-satunya reaksi syarat adalah reaksi-reaksi itu harus seimbang. Dasar termodinamika hukum ini adalah nilai AHo tidak bergantung pada jalannya, dan pengertian bahwa kita dapat mereaksikan reaktan tertentu melalui berbagai reaksi (yang mungkin hipotesis) menghasilkan produk tertentu, dan secara keseluruhan memperoleh perubahan entalpi yang sama (Atkins,1999).
Secara umum, kenaikan suhu akan menyebabkan kenaikan atau penurunan laju adsorbs yang tergantung pada besar relative dari pengaruh kenaikan suhu terhadap konstanta kecepatan reaksi diffusivitas dan kelarutan gas dalam liquid dimana factor-faktor tersebut tercakup dalam factor pada kondisi non-isotermal (Radya, 2008).
 Kalor reaksi ditentukan dengan jalan mengukur banyaknya seluruh energi yang diserap oleh lingkungannya. Kalor yang diserap oleh air adalah hasil kali massa, kalor jenis, dan kenaikan suhu air. Kerja yang terjadi karena turunnya beban, mengakibatkan kenaikan energi-dalam dari air atau larutan lain yang digunakan, dan sebagai hasilnya terdapat peningkatan suhu cairan. Pada percobaan lain yang terpisah kenaikan suhu yang sama dihasilkan oleh perpindahan energi melalui kalor jumlah joule kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan peningkatan suhu yang yang diberikan ternyata kurang lebih 4,15 kali lebih besar dari jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menghasilkan peningkatan suhu yang sama (Petrucci, 1987).
Perubahan kelarutan dengan tekanan tak mempunyai arti penting yang praktis dalam anlisis anorganik kualitatif,karena semua pekerjaan dilakukan dalam bejana terbuka pada tekanan atmosfer, perubahan yang sedikit dari tekanan atmosfer tak mempunyai pengaruh yang berarti atas kelarutan.Terlebih penting adalah perubahan kelarutan dengan suhu.Umumnya dapat dikatakan bahwa kelarutan endapan bertambah besar dengan kenaikan suhu ,meskipun dalam beberapa hal yang istimewa (seperti kalium sulfat) terjadi hal yang sebaliknya. Laju kenaikan dengan suhu berbeda-bedadalam beberapa hal sangat kecil sekali dsalam hal-hal lainnya sangat besar (Vogel,1990).
Harga ΔH dapat ditunjukkan dengan proses interaksi antara kedua zat memerlukan panas (endotermik). Hal ini dapat ditunjukkan dengan kenaikan suhu yang akan meningkatkan kelarutan karena proses pelarutan memerlukan panas (Syukri, 2002).
Laju perpindahan panas total dapat dihitung berdasarkan koefisien perpidahan panas individual. Selain perpindahan panas antara fasa, terjadi juga perpindahan panas secara konveksi (Kurniawan, 2010).


BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A.       Waktu dan Tempat
Percobaan ini dilaksanakn pada hari Jum’at, tanggal 23 Oktober 2012 di Laboratorium Kimia.
B.       Alat Dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan  ini adalah calorimeter, thermometer         0-100˚C, gelas ukur 100 mL, cawan porselen, stopwatch, dan hotplate.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah CuSO4.5H2O.













C. Prosedur Kerja
1.   Untuk CuSO4.5H2O
Kristal CuSO4.5H2O
-    Ditimbang secara kasar  10 gram’
-    Ditempatkan pada mortal dan pestel, lalu dihancurkan sampai diperoleh serbuk halus
-    Ditimbang sebanyak 5 gram (yang sudah halus)
-    Dimasukkan kalunmeter tepat 100 ml air
-    Dicatat suhunya
-    Ditambahkan lagi 5 gram CuSO4.5H2O
-    Diaduk

Diamati suhunya
-    Dipanaskan  5 gram serbuk CuSO4.5H2O ke dalam cawan porselen
-    Diaduk
-    Dimasukkan ke dalam desikator

Hasil pengamatan














2.   Untuk CuSO4 (anhidrat)

Serbuk CuSO4 anhidrat
-       Ditimbang sebanyak 5 gram
-       Dimasukkan ke dalam calorimeter tepat 10 ml air
-       Dicatat suhunya
-       Ditambahkan 5 gram CuSO4.5H2O
-       Diaduk
-       Dicatat suhunya
Hasil pengamatan














BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


A.      Hasil Pengamatan
1.         Tabel Data Hasil Pengamatan
No
Waktu (menit)
Penambahan CuSO4.5H2O(oC)
Penambahan CuSO4 anhidrat (oC)
1
0
29
30
2
0,5
29
30
3
1
30
30
4
1,5
30
30
5
2
30
30
6
2,5
30
30
7
3
30
30
8
3,5
30
29
9
4
 Penambahan
 Penambahan
10
4,5
29
33
11
5
28
34

*        Tetapan Kalorimeter        = 104,1656 J / ˚C
*        Berat CuSO4.5H2O          = 5 gram
*        Berat CuSO4 anhidrat      = 4 gram
2.    Perhitungan
Diketahui :      Ckal                                                  = 104,1656 J/oC
             air                                         = 1 g/mL
             Vair                                          = 40 mL
             Cair                                          = 4,81 J/goC
             Massa CuSO4.5H2O               = 5 gram
             Massa CuSO4 anhidrat           = 4 gram
             Massa Air                               = air   x  Vair
                                                                               = 1 g/mL  x  40 mL
                                                            = 40 g
Ditanyakan:           
a.                             Qreaksi  CuSO4.5H­2O    = .... ?
b.    Qreaksi  CuSO4 anhidrat             = ....?
c.    Hreaksi                                    = ....?
Penyelesaian:
*        Pada pelarutan CuSO4.5H2O :     T1 = 28oC
T2 = 29oC
ΔT1 = 28oC – 29oC
       = -1oC
*        Pada pelarutan CuSO4 anhidrat : T1 = 34oC
T2 = 30oC                   
ΔT2 = 34oC – 30oC
       = 4oC      
*        n CuSO4.5H2O = =
  1. Panas reaksi CuSO4.5H­2O
Qreaksi 1       = - [(mair + m CuSO4.5H2O) x (Cair.T1) + (K  xT1)]
                        = - [(40 g + 5 g) x (4,81 J/goC.(-1oC)) + (104,1656 J/oC x (-1oC) ]
                        = - [(45 g) x (-4,81 J/g) + (-104,1656 J)]
                        = - [-216,45 J – 104,1656 J ]
                        = - (-112,2844J)
                        = + 112,2844 J
  1. Panas reaksi CuSO4 anhidrat
Qreaksi2        = - [(mair + m CuSO4) x (Cair.T2) + (K xT2)]
                        = - [(40 g + 4 g) x (4,81 J/goC.(4oC)) + (104,1656 J/oC x 4oC) ]
                        = - [(44 g x 19,24 J/g) + (416,6624 J)]
                        = - [63,24 J + 416,6624J ]
                        = - 479,9024 J
  1. Menentukan entalpi reaksi (Hreaksi)
Hreaksi       =
                        =                       
                       
= - 18380,9 J/mol = -18,3809 kJ/mol


B.     Pembahasan

Panas pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika satu mol senyawa dilarutkan dalam sejumlah pelarut. Secara teoritis, panas pelarutan suatu senyawa harus diukur pada proses pelarutan tak terhingga, tetapi dalam prakteknya, pelarut yang ditambahkan jumlahnya terbatas, yaitu sampai tidak lagi timbul perubahan panas ketika ditambahkan lebih banyak pelarut.
Dalam percobaan panas pelarutan ini akan dicari panas pelarutan dari CuSO4.5H2O dan CuSO4 anhidrat. Biasanya panas pelarutan sulit untuk ditentukan tetapi dengan menggunakan hukum Hess dalam reaksi dapat dihitung secara tidak langsung. Dalam percobaan ini digunakan pelarut air yang dimana air mempunyai sifat khusus. Salah satu sifatnya adalah mempunyai kemampuan melarutkan berbagai jenis zat. Walaupun air bukan pelarut yang universal (pelarut yang dapat melarutkan semua zat), tetapi dapat melarutkan banyak macam senyawa ionik, senyawa organik dan anorganik yang polar dan bahkan dapat melarutkan senyawa-senyawa yang polaritasnya rendah tetapi berinteraksi khusus dengan air. Salah satu penyebab mengapa air itu dapat melarutkan zat-zat ionik adalah karena kemampuannya menstabilkan ion dalam larutan hingga ion-ion itu dapat terpisah antara satu dengan lainnya. Kemampuan ini disebabkan oleh besarnya tetapan dielektrik yang dimiliki air. Tetapan dielektrik adalah  suatu tetapan yang menunjukkan kemampuan molekul mempolarisasikan dirinya atau kemampuan mengatur muatan listrik yang terdapat dalam molekulnya sendiri sedemikian rupa sehingga dapat mengarah pada menetralkan muatan-muatan listrik yang terdapat disekitarnya. Dalam hal ini, kekuatan tarik-menarik muatan yang berlawanan akan sangat diperkecil bila medianya mempunyai tetapan dielektrik besar.
Hukum Hess menyatakan bahwa entalpi reaksi adalah jumlah total perubahan entalpi untuk setiap tahapnya atau bisa disimpulkan kalor reaksi tidak bergantung pada lintasan, tetapi hanya ditentukan keadaan awal dan akhir. Jadi jika suatu reaksi dapat berlangsung menurut dua tahap atau lebih maka kalor reaksi totalnya sama dengan jumlah aljabar kalor tahapan reaksinya. Oleh karena itu hukum hess juga disebut hukum penjumlahan kalor. Dalam kalor reaksi dikenal dua reaksi yaitu reaksi eksoterm merupakan reaksi yang melapaskan kalor dari sistem kelingkungan dan reaksi endoterm dimana reaksi yang menyerap kalor dari lingkungan kesistem. Dalam praktikum ini yang menjadi sistem adalah larutan air dengan CuSO4.5H2O atau dengan CuSO4 anhidrat sedangkan yang menjadi lingkungannya adalah kalorimeter.
Pengamatan yang pertama adalah pada CuSO4.5H2O setelah air dalam kalorimeter suhunya telah konstan maka serbuk  CuSO4.5H2O yang telah ditimbang dimasukkan kedalam kalorimeter dan tepat pada saat itu juga suhunya diukur ternyata suhu air mengalami penurunan setelah serbuk CuSO4.5H2O dimasukkan.
Suhu air mengalami penurunan setelah serbuk CuSO4.5H2O dimasukkan karena disini sistem melepaskan kalor kelingkungan sehingga suhunya turun. Turunnya suhu air dalam kalorimeter dikarenakan karena pada serbuk CuSO4.5H2O telah mengandung air sehingga pada saat dilarutkan kedalam air terjadi interaksi antara keduanya yang menyebabkan suhu larutan menjadi turun.
Pengamatan yang kedua yaitu pada CuSO4 anhidrat. Setelah CuSO4.5H2O ditimbang kemudian CuSO4.5H2O ini dipanaskan. Tujuan dari pemanasan ini adalah agar air hidrat yang terdapat dalam CuSO4.5H2O ini hilang yang mengahasilkan CuSO4 anhidt. Setelah itu CuSO4 ini dimasukkan kedalam desikator agar suhunya dingin dan juga menghindarkannya agar tidak terkontaminasi dengan udara luar. Setelah suhu air dalam desikator konstan maka serbuk CuSO4 anhidrat ini dimasukkan kedalamnya dan pada saat dimasukkan saat itu juga suhunya diukur ternyata suhu air mengalami kenaikan.
Suhu air mengalami kenaikan setelah serbuk CuSO4 anhidrat dimasukkan karena disini sistem menyerap kalor dari lingkungan sehingga suhu mengalami kenaikan. Naiknya suhu larutan ini disebabkan karena pada CuSO4 anhidrat tidak mengandung air seperti pada CuSO4.5H2O sehingga pada saat CuSO4 anhidrat dimasukkan antara air dan CuSO4 anhidrat mengalami tarik menarik yang mengakibatkan naiknya suhu dari larutan. Adapun perbedaan anatara CuSO4.5H2O dan CuSO4 anhidrat adalah pada CuSO4.5H2O mengandung air dan pada CuSO4 anhidrat tidak.
Sesuai dengan hukum Hess bahwa hukum hess juga dikenal dengan hukum penjumlahan kalor maka setelah diketahui kalor pada reaksi pertama dan kedua maka anatara kedua kalor tersebut dijumlahkan lalu dibagi dengan jumlah molnya sehingga diketahui ΔHnya adalah sebesar -18,3809 kJ/mol.


BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan data pengamatan dan pembahasan dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu :
1. Panas pelarutan CuSO4.5H2O adalah 112,2844 J dan panas pelarutan CuSO4 adalah - 479,9024 J
2. Hukum Hess juga dikenal sebagai hukum  penjumlahan kalor sehingga hukum  Hess dapat digunakan untuk menentukan panas reaksi secara tidak langsung.

           











DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W, 1999. Kimia Fisika Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Kurniawan,  Fitri.,dkk, 2010, ”Perpindahan Panas dan Massa di Dalam Falling Film Evaporator Campuran Black Liquor- Udara”, Laboratorium Perpindahan Panas dan Massa, Teknik Kimia, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
Petrucci, 1987. Kimia Dasar Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Radya.,dkk, 2008. ”Analisa Transfer Massa Disertai Reaksi Kimia pada Absorbsi CO2 dengan Larutan Potassium Karbonat dalam Packed Column”. Laboratorium Perpindahan Massa, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri ITS, Vol. 2, No. 2.

Syukri, dkk, 2002, ”Preformulasi Sediaan Furosemida Mudah Larut”, Jurusan Farmasi FMIPA Universutas Islam Indonesia, Yogyakarta, Vol. 13,     No. 1.











2 komentar:

  1. 1xBet korean sports betting bonus - legalbet
    1xbet korean sports betting bonus, 2021-12-07. All bonuses are affiliation 1xbet valid for bettors. Bet with the 1xbet sportsbook with free spins, no deposit required.

    BalasHapus
  2. Harrah's Casino Kansas City - JM Hub
    Get 군포 출장샵 in on the action 경상북도 출장마사지 with the best in online gaming at Harrah's Kansas 보령 출장마사지 City. Enjoy 24/7 casino gaming action, including slots, 당진 출장마사지 table games, bingo, 상주 출장샵

    BalasHapus